Literature Review 20 Jurnal
Nama : Alda Miranti (202146500756)
Surya Ahmad Pajar (202146500758)
Judul: Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand de
Saussure pada Film "Berpayung Rindu"
Objek: Film "Berpayung Rindu"
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure dapat dilihat dari penanda (Signifier) dan petanda (Signified) serta makna dari iklan tersebut yaitu film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu dari orang tuanya yaitu seorang ibu.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil
analisis semiotika Ferdinand de Saussure terdapat tanda-tanda yang ditampilkan
pada film web series “Berpayung Rindu”. Film ini tidak terlepas dari kemampuan
sutradara dalam membaca situasi dan menyesuaikan dengan kondisi zaman. Film ini
menampilkan beberapa adegan visual, dan teks yang memeliki makna pembelajaran
dan pembentukan karakter terhadap seseorang.
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Sausussure
pada Insert Budaya "Tanampo" di Sriwijaya Radio
Objek: Insert Budaya pada "Tanampo" di Sriwijaya Radio
Pendekatan/Metode: Deskriptif
Kualitatif
Analisis: Penggunaan teori
semiotika Ferdinand de Saussure dapat dilihat dari penanda (Signifier) dan
pertanda (Signified) beserta pesan moral
yang terkandung dalam insert tersebut
dimana mengisahkan seorang pemuda pada zaman
dahulu bernama Dempo Awang yang durhaka terhadap
orang tuanya sehingga dia mengalami nasib buruk ketika sedang berlayar yang
membuat kapalnya karam dan bekal sembako yang
dibawanya tenggelam dikarenakan sumpahan yang
Ia dapat dari Ibunya.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil
penelitian analisis semiotika Ferdinand de Saussure terkait pada insert budaya
"Tanampo" di Sriwijaya Radio ada beberapa tanda yang disebutkan.
Kemampuan para kreatif insert budaya "Tanampo" dalam menyampaikan
pesan tersebut dapat membuat para pendengar merealisasikan ke dalam pikiran
mereka, sehingga menimbulkan theatre of mind pendengar itu sendiri. Oleh karena
itu, pesan moral yang ada pada insert budaya "Tanampo" tersebut dapat
tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami.
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure sebagai
Representasi Nilai Kemanusiaan dalam Film "The Call"
Objek: Nilai Kemanusiaan dalam Film "The Call"
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Penerapan teori
semiotika Ferdinand de Saussure untuk analisis film “The Call” akan
dilihat dari adegan, dialog dan setting. Menurut Saussure, spek lain dari
penanda, yaitu mitos, yang artinya menandai suatu masyarakat dimana mitos
tersebut terletak pada tingkat kedua dari penandaan. Setelah terbentuk sistem
tanda (sign) – penanda (Signifier) – petanda (Signified),
tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua
dan membentuk tanda baru.
Kesimpulan: Nilai kemanusiaan di
representasikan melalui adegan, adegan yang menggambarkan nilai kemanusiaan
dalam scene yang telah dianalisis yaitu adanya rasa kepedulian terhadap sesama,
dimana sosok Jordan yang memperhatikan warga yang sedang dalam keadaan darurat
yang diculik menandakan bahwa Jordan memiliki rasa kepedulian pada sesama. Pada
adegan juga memperlihatkan rasa peduli. Rasa keperdulian adalah salah satu
cerminan rasa kemanusiaan. Pada adegan yang menandakan adanya rasa peduli
dilihat dari adegan Jordan dimana ia berusaha untuk mengerahkan semua tenaganya
untuk membantu Casey dari serangan penculiknya hal ini berarti seorang petugas
telepon darurat memiliki hati nurani dan rasa kemanusiaan juga. Dari kedua
adegan tersebut merepresentasikan nilai kemanusiaan.
Judul: Analisis Semiotika Makna Motivasi pada Lirik Lagu
“Laskar Pelangi” Karya Nidji
Objek: Makna motivasi pada lirik lagu "laskar
pelangi" karya Nidji
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Interpretatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure
yaitu adanya penanda (signifier) dan petanda (signified). Unsur
tersebut akan dipisahkan dan mempermudah untuk melakukan interpretasi terhadap
lirik lagu “Laskar Pelangi”. Pemisah antar bait tersebut akan memandu peneliti
dalam melakukan interpretasi terhadap lirik lagu “Laskar Pelangi” yang
dikaitkan dengan realitas sosial pada saat sang pencipta menciptakan lagu
tersebut.
Kesimpulan: Lirik lagu tersebut, tentunya bercerita tentang
motivasi dalam menggapai mimpi, motivasi yan tercermin dari bait pertama yang
menceritakan tentang bahwa mimpi, angan – angan yang dicita – citakan adalah
kunci atau alat yang digunakan untuk membuka harapan –harapan menaklukkan dunia
Judul: Analisis Semiotika Poster “Ayo, Lindungi Diri dan
Keluarga dari covid-19”
Objek: Poster “Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari
Covid-19”
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Penerapan teori semiotika Ferdinand de Saussure
terlihat dari adanya Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda).
Tanda verbal dan tanda visual pada poster ini menggambarkan penanda dan petanda
yang merepresentasikan makna dari setiap unsur yang ada pada poster tersebut.
Kesimpulan: Terdapat dua aspek yang ada pada poster “Ayo, Lindungi
Diri dan Keluarga dari covid-19” yaitu aspek visual dan aspek verbal. Aspek
verbal merujuk pada tanda-tanda verbal seperti beberapa kata yang terdapat pada
poster tersebut diantaranya; memakai masker dengan benar, mencuci tangan pakai
sabun, menjaga jarak minimal 1 meter, vaksinasi covid-19, menghindari kerumunan
dan membatasi mobilitas. Sedangkan aspek visual merujuk pada aspek visual yang
terdiri dari aspek warna, gambar serta posisi dari gambar yang ada pada poster
tersebut.
Judul: Nilai-Nilai Budaya Dalam Lagu Ndas Gerih Karya
Denny Caknan; Studi Semiotika Ferdinand De Saussure
Objek: Nilai-Nilai Budaya Dalam Lagu Ndas Gerih Karya
Denny Caknan
Pendekatan/Metode: Deskriptif
Kualitatif
Analisis: Penerapan teori
semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda)
dan Signified (Petanda). Tanda berupa kata/lirik, suara musik
pengiring dan visualisasi video klip ini merepresentasikan nilai-nilai budaya
yang ada pada lagu tersebut.
Kesimpulan: Nilai-nilai kebudayaan secara spesifik tersematkan
atau tertuang dalam lirik lagu, musik pengiring, atau visualisasi pada video
klip. Beberapa bentuk atau unsur budaya yang diangkat pada lagu Ndas Gerih
antara lain; bahasa, alat musik gamelan, logat Jawa Mataraman, profesi badut,
tradisi kenduri/bancaan, agama Islam, dan tarian rakyat Reog Ponorogo.
Nilainilai yang dapat ditelusuri melalui tampilan budaya dalam lagu tersebut
terdiri atas nilai tradisi, nilai persaudaraan, nilai religius dan nilai
ekonomi.
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure pada Desain
Kemasan Bakpia Tugu Jogja
Objek: Desain kemasan bakpia tugu jogja
Pendekatan/Metode: Deskriptif
Kualitatif
Analisis: Penerapan teori
semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda). Tanda verbal seperti tipografi dan tanda
visual yaitu siluet monokromatik tugu Jogja pada desain kemasan bakpia tugu
Jogja.
Kesimpulan: Desain
kemasan produk Bakpia Kukus Tugu Jogja secara garis besar merepresentasikan
identitas dari produk tersebut dengan menawarkan inovasi berupa sajian produk
bakpia yang modern dan mewah namun tidak melupakan nilai-nilai
luhur budaya Jawa berupa kebijaksanaan dan kesetaran. Melalui analisis
semiotika Ferdinand de Saussure, didapat beberapa penggunaan elemen dan prinsip
DKV di dalam tanda-tanda verbal dan visual seperti pemaknaan modern dan mewah
tergambarkan dalam penggunaan tipografi sans serif, script, serta
objek yang diberi warna emas mengkilap. Sedangkan untuk pemaknaan kebijaksaan
dan kesetaran tergambarkan dalam penggunaan warna cokelat tua pada beberapa
objek.
Judul: Makna Pesan Lagu “Pilu Membiru”, “Rehat” dan
“Sulung” Karya Kunto Aji (Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure)
Objek: Makna Pesan Lagu “Pilu Membiru”, “Rehat"
dan “Sulung” Karya Kunto Aji
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Penerapan
teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda)
dan Signified (Petanda)
(A). Aspek penanda dari lagu ini memerlihatkan bahwa „Sulung‟
merupakan lagu dengan lirik paling repetitif di antara kedua lagu
lainnya. Hal ini masuk akal mengingat durasi lagu hanya
sepanjang 1 menit dan intensi penulisnya yang mengiginkan penekanan pada makna
lagu.
(B). Aspek pertanda dari lagu ini memerlihatkan diksi yang lebih
tegas dari kedua lagu lainnya. Pada "Sulung" kata-kata yang dipakai
berkonotasi memerintah dan meminta secara langsung dan bukannya diksi
tersembunyi seperti "Pilu Membiru" dan "Rehat". Lirik yang
dimaksud berbunyi Cukupkanlah Ikatanmu Relakanlah yang tak
seharusnya untukmu, lirik ini diulang sepanjang durasi lagu.
(C). Aspek signifikasi dari lagu ini sangat jelas, yakni bersyukur
dengan apa yang dimiliki dan tidak memaksakan sesuatu yang memang bukan
seharusnya.
Kesimpulan: Tiga lagu tersebut berkesinambungan
dimana "Pilu Membiru" mengungkapkan isi hati orang
yang ditinggalkan sosok paling penting dalam
hidupnya, "Rehat" yang mengisyaratkan menghentikan diri
sejenak dari ambisi yang mengusai, dan "Sulung" yang
mengingatkan bahwa apapun yang terjadi kita harus mencintai diri
sendiri. Ketiga pesan yang ingin disampaikan Kunto Aji dalam
lagunya ini merupakan problematika hidup yang
kerap terjadi hingga dapat membuat
seseorang mengalami mental illness.
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De
Saussure Terhadap Film "The Hunger Games"
Objek: Film "The Hunger Games"
Pendekatan/Metode: Deskriptif Kualitatif
Analisis: Terdapat beberapa tanda yang muncul dalam film
"The Hunger Games", dan memberikan makna kepada penonton. Salah
satu tanda yang dapat dianalisis adalah simbol lambang "The
Mockingjay" yang merupakan simbol pemberontakan dan harapan bagi para
pemerintah daerah di Distrik 13. Simbol ini juga menjadi representasi dari
tokoh utama film, Katniss Everdeen, yang menjadi lambang perlawanan terhadap
Capitol. Tanda-tanda yang muncul dalam film "The Hunger Games"
memiliki makna dan pesan yang kuat bagi penonton. Melalui tanda-tanda tersebut,
film ini berhasil menyampaikan pesan tentang perlawanan terhadap sistem yang
tidak adil, kesetiaan pada keluarga dan teman, serta pentingnya persahabatan
dan kebersamaan dalam menghadapi kesulitan.
Kesimpulan: Tanda-tanda yang ada dalam film "The Hunger
Games" memiliki peran yang sangat penting dalam membangun makna dan
pesan kepada penonton. Tanda-tanda tersebut berupa simbol, kostum, dan elemen
lain yang muncul dalam film. Dengan menggunakan teori semiotika, penelitian ini
dapat membantu untuk lebih memahami dan menginterpretasi tanda-tanda yang ada
dalam film sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami
oleh penonton.
Judul: Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap
Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara
Objek: Nilai-nilai da'wah pada film Nussa dan Rara
Pendekatan/Metode: Kualitatif
Analisis: Penerapan
teori semiotika Ferdinand de Saussure terlihat dari adanya Signifier (Penanda)
dan Signified (Petanda). Pada scene-scene yang
telah ditentukan inilah diuraikan dan dijelaskan penanda (signifier) dan
petanda (signified)
Kesimpulan: Pada film animasi Nussa dan
Rara, terdapat tiga scene yang menggambarkan adab dan
akhlak, yaitu scene yang menjelaskan tentang berkata baik dan
sopan, scene mendoakan yang baik-baik, dan scene berjuang serta berusaha.Tokoh
yang ada dalam film tersebut ’yaitu Umma, Nussa, Rara, dan Anta.
Jurnal 11
Judul : Analisis Semiotik Film Ku Kira Kau Rumah
(Semiotika Model Ferdinand De Saussure)
Objek : Film Ku Kira Kau Rumah
Pendekatan/Metode : Kualitatif
Analisis : Pada film ini saat perayaan ulang tahun Niskala
dalam menit ke 00.00.55-00.01.07. Contoh salah satu penanda dalam menit
tersebut ialah Dialog narator “Masih ingat dengan senyumnya? Iya yang menular
itu, ternyata tangisnyapun juga. Petandanya ialah Jika Niskala sedang bahagia,
kedua sahabat dan orang tuanya ikut bahagia. Namun, jika Niskala sedang sedih
kedua sahabat dan orangtuanya pun juga ikut bersedih.
Kesimpulan : Semiotika merupakan metode yang sebuah kajian
yang mendalam, sebab itu disarankan untuk penulis lain yang kelak akan meneliti
mengenai semiotika untuk mencari makna pesan agar menambah wawasan dan
memperbanyak referensi mengenai objek penelitian. Penelitian ini hanya meneliti
tentang makna pesan dalam film “Kukira Kau Rumah”. Untuk peneliti selanjutnya
dengan topik ataupun fenomena yang serupa agar dapat mengembangkan penelitian.
Diharapkan peneliti meneliti respon khalayak terhadap film ini.
Jurnal 12
Judul : Pola Komunikasi Single Father Terhadap Anak Perempuan Dalam Film
Drama
Objek : Single Father Terhadap Anak Perempuan Dalam Film FatherHood
Pendekatan/Metode : Paradigma Konstruktivis
Analisis : Ditemukan tanda pada film tersebut yaitu berupa tanda visual
seperti adegan, simbol dan dialog
Kesimpulan : Tanda yang merujuk pada pola komunikasi Authoritative yang dilakukan Matthew kepada
Maddy, ditunjukkan sikap Matthew yang terbuka, meluangkan waktu bermain bersama
anak, dan responsive.
Jurnal 13
Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Sausures Makna Pesan Iklan Rokok
A Mild Versi Langkah
Objek : Iklan Rokok A Mild Versi Langkah
Pendekatan/Metode : Kualitatif
Analisis :
Penanda yang terdapat dalam iklan Rokok A Mild versi Langkah, langkah ini
adalah hasil dari apa yang kita lalui. Hal ini bisa kita ketahui dari beberapa
adegan manusia yang beraktifitas dengan ekspresi Langkah sangat ringan dan ia
sukai tanpa beban. Ada pula langkah berat, Langkah berderap, langkah sendiri,
langkah gak melangkah, langkah melawan arus, langkah penuh dengan penasaran.
Adapun petanda dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah adalah hari ini adalah
langkah yang kita lalui dari berbagai macam langkah yang ditayangkan.
Kesimpulan : A Mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda,
dewasa serta masyarakat luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan
seperti langkah berat dan setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang
dewasa.
Jurnal 14
Judul : Representasi Kemiskinan dalam Film Korea Selatan (Analisis
Semiotika Model Saussure pada Film Parasite)
Objek : Representasi Kemiskinan dalam Film Parasite
Pendekatan/Metode : Kualitatif
Analisis : Di
tengah kemodernan dan mewah ini, film Parasite dibuat untuk menyampaikan pesan
massa mengenai apa yang direpresentasikan yakni kemiskinan di Korea Selatan.
Kesimpulan : Beberapa bentuk representasi kemiskinan dalam film
digambarkan dengan kecil dan sempitnya rumah tokoh dalam film, hidup sebagai
pengangguran, cara orang miskin berperilaku dan berbicara, lingkungan rumah
miskin dan cara hidup dikejar-kejar hutang. Meskipun kebutuhan pokoknya
terpenuhi, namun karena perbandingan ekonomi dengan keluarga Park membuat
keluarga Kim masuk ke dalam kategori miskin relatif.
Jurnal 15
Judul : Analisis Sosok Laisa Dengan Kajian Semiotika Ferdinand De
Saussure Pada Novel “Dia Adalah Kakakku” Karya Tere Liye
Objek : Sosok Laisa di Novel Dia Adalah Kakakku
Pendekatan/Metode : Kualitatif
Analisis : Ditemukannya
penanda pada sosok Laisa yang merupakan sosok seorang kakak yang Baik Hati,
Rela Berkorban, Sosok Yang Kuat, Sosok Yang Mandiri, Sosok Kasih Sayang dan
Sosok Yang Sabar pada novel tersebut.
Kesimpulan : Peneliti menemukan penanda dan petanda yang menjadi bentuk tanda sosok Laisa dalam novel Dia Adalah
Kakakku Karya Tere Liye.
Jurnal 16
Judul : Analisis Semiotika Saussure Pada Karya Poster Maharani Yang
Berjudul “Save Children”
Objek : Poster Save Children
Pendekatan/Metode : Kualitatif
Analisis : analisis
sistem penandaan yang terdapat pada poster “Save Children” ini dapat disimpulkan
bahwa tanda signifier dan tanda signified cukup jelas pemaknaannya baik dari
sisi pesan visual atau pesan verbal yang disampaikan.
Kesimpulan : Melalui proses analisis tanda berdasarkan teori semiotika
Saussure diharapkan mampu menjadi pemicu bagi sebagian orang tua untuk
memberikan kebebasan kepada anak mereka sesuai dengan norma-norma yang berlaku
Jurnal 17
Judul : Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure Pada Iklan Rokok Class Mild
(Act Now) Tahun 2013 Di Youtube
Objek : Iklan Rokok Class Mild Tahun 2013
Pendekatan/Metode : Kualitatif Deskriptif
Analisis : Peneliti
memoloh 9 scene karena menggambarkan peradaban masyarakat modern yang dirundung
kompleksitas permasalahan hidup
Kesimpulan : Menggunakan analisis semiotika merupakan langkah yang
tepat untuk menganalisis tanda, simbol, dan Bahasa dalam suatu iklan karena
pada dasarnya semiotika memang digunakan untuk mencari tahu makna dari suatu
objek.
Jurnal 18
Judul : Analisis Poster Video Klip Lathi : Kajian Semiotik Ferdinand De
Saussure
Objek : Poster Video Klip Lathi
Pendekatan/Metode : Kualitatif
Analisis : Gagasan
dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta,
dimana pihak tertentu merasa tersakiti.
Kesimpulan : Perasaan cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang
ada justru rasa tersiksa. Yang akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang
lugu menjadi pribadi yang tidak punya perasaan.
Jurnal 19
Judul : Konstruksi Nilai-Nilai Nasionalisme Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotik
Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu “Bendera”)
Objek : Lirik Lagu Bendera
Pendekatan/Metode : Kualitatif
Analisis : Lagu
Bendera yang dibawakan band Cokelat, memiliki nilai-nilai Nasonalisme yang
tinggi. Lirik yang tajam dan penuh makna tentang kecintaan terhadap Negara dan
juga dengan irama lagu yang rock membuat lagu tersebut memiliki semangat
Nasionalisme yang tinggi pula.
Kesimpulan : Lagu Bendera mengkonstruksi tentang cinta tanah air
serta bagaimana menjaganya.
Jurnal 20
Judul : Representasi Pendidikan Karakter Dalam Film Surau Dan Silek (Analisis
Semiotik Ferdinand De Saussure)
Objek : Film Surau Dan Silek
Pendekatan/Metode : Deskriptif Kualitatif
Analisis : Terdapat
penanda dan petanda pada film yang syarat dengan pendidikan karakter. Film ini
tidak terlepas dari kemampuan sutradara dalam membaca situasi dan menyesuaikan
dengan kondisi zaman. Film surau dan silek menampilkan beberapa adegan visual,
dan teks yang memeliki makna pembelajaran dan pembentukan karakter terhadap pemuda.
Kesimpulan : Menanamkan nilai-nilai religiusitas dan budaya
Minangkabau dengan media massa melalui tanda-tanda yang ditampilkan oleh
sutradara dalam serial film.
Comments
Post a Comment